Selasa, 22 Januari 2013

dengan mata, hanya bisa mengelus dada

Manusia senantiasa berubah. Entah dalam aspek apa pun itu, besar atau kecil. Begitu juga yang saya alami. Pemikiran saya tidak lagi sesederhana dahulu. Sekarang, ada satu keyakinan yang saya pegang bahwa tidak ada yang kebetulan. Saya yakin semua yang saya jalani merupakan sebuah rencana dari Tuhan. Oke. Langsung saja saya akan menceritakan pengalaman yang menjewer hati saya, hampir saja saya memuntahkan tangis. Tadi siang, saya pulang dari kampus dan seperti biasa rasa kantuk menyergap saya. Membuat saya harus beberapa kali menahan kepala yang sesekali ke bawah.Di tengah perjalanan, laju angkot memalan, nampaknya macet karena ada sebuah acara. saya menengok ke samping kanan dan melihat bapak-bapak yang sedang berjalan. Di pundaknya ada seorang anak laki-laki mengenakan baju hitam dan celana panjang. Saya tidak dapat melihat muka anak tersebut, karena posisi kepalanya berada di bawah menggantung dan saya hanya dapat melihat kepala bagian belakangnya saja. Sementara kakinya berada di atas pundak bapak itu. Lelah, lesu tergampar jelas dari bapak tersebut, dari mulutnya menetes air liur. Sementara di belakang bapak tersebut, berjalan beberapa wanita dan anak-anak. mereka terlihat sangat kumel, di punggung wanita-wanita itu terdapat buntelan-buntelan. Entah apa, saya tidak tahu. Tiba-tiba, dengan cepat bapak itu menjatuhkan anak tersebut ke tanah dan anak tersebut posisinya telungkup. Semua yang ada di angkot berteriak, kecuali saya. Menyaksikan itu, mulut saya pun enggan mengeluaran suara. saya hanya bisa mlongo. Batin saya bergetar, saya berusaha melawan agar jangan sampai tangis keluar. Dan telinga saya tak lagi mampu menangkap dengan jelas riuh pembicaraan di angkot. Mata saya terus saja berburu pada mereka, melihat anak itu telungkup, gerombolan berhenti dan anak kecil yang wanita berdiri dengan tersenyum seolah tak terjadi apa-apa. Bapak itu melangkah, melintasi jalan dan mendekati angkot yang saya tumpangi. "aah tohong" kurang lebih itu yang saya dengar dari bapak tersebut. Suaranya tak jelas, namun supir angkot hanya berbicara. "tuh ka nu itu, tadi ngagupayan" sambil menunjuk mobil yang berada di depan. Namun mobil tersebut pun berjalan. Ada Ibu-ibu di angkot yang berbicara. "itu keluarganya bukan? ah masa banyak-banyak teuing" "iya, satu keluarga, orang Ci*******a". Sampai sekarang batin saya terusik dan ingin menumpahkan tangis bila otak saya kembali memutar peristiwa tadi siang. Seperti malam-malam biasanya, saya merenung dan pertanyaan yang menggantung di benak saya. salah satunya, Apa motif Tuhan menunjukkan peristiwa seperti itu kepada saya? Iya saya yang pada kesempatan itu belum berkesempatan untuk melakukan apa-apa. Hanya bisa menonton dan mengelus dada. Bahkan perasaan menyesal sekali pun tak membuahkan apa-apa. Diam. Di penghujung malam ini, saya belajar memahami dan menyikapi peristiwa itu, karena saya yakin tak ada hal yang kebetulan.

1 komentar:

Zia mengatakan...

Iya betul ket, tak ada yang kebetulan.. :)
Allah selalu menyelipkan berjuta hikmah pada setiap peristiwa.. semuanya baik, semuanya bermakna..
kalau kita mau memikirkannya..
semua itu ditujukan agar kita semakin mendekat kepadaNYA..