Senin, 12 November 2012

Guruku Pahlawanku



Modernisasi, teknologi dan Pendidikan. Semua saling kait mengait. Dimana untuk menyiapkan manusia yang mampu menjadi agen pembangunan didunia modern di perlukan pendidikan. Tapi sudah kodrati sama halnya dengan jalan yang tidak selalu lurus. Begitupula dalam dunia pendidikan. Kerikil - kerilik penghambat tujuan pendidikan selalu ada. Baik yang bersifat Internal maupun eksternal. Teknologi, dewasa ini berkembang dengan begittu pesatnya. Namun menyisakan segudang permasalahan yang berdampak kepada dunia Pendidikan. 

Guru dituntut untuk terus aktual dan melakukan pengawasan terhadap anak didiknya. Namun sebagai manusia biasa, tawuran, pornografi, rusaknya moral sebagai akibat dari Teknologi dan modernisasi. Banyak pihak yang menyalahkan guru, tetapi itu tidaklah seharusnya dibenarkan. Guru dengan jam pembelajaran yang terbatas, harus memperhatikan beberapa aspek. Mengembangkan aspek kognitif, Afektif, dan Psikomotorik dengan banyaknya mata pelajaran yang harus diemban. Belum lagi, tugas dan tanggung jawab guru bukan hanya mengajar tetapi juga mendidik, membimbing, membina dan melatih peserta didik. Sekarang Peserta didik. Bersifat unik. Berangkat dari rumah yang berbeda, menjadikan mereka berkarakter berbeda pula. Sementara Guru harus memahami dengan mengedepankan layanan publik. Tetapi kembali lagi kepada Guru itu sendiri, mereka manusia biasa yang terkadang emosional merusak profesionalitas. Membentak siswa saat belajar, atau malah ada yang dengan khilaf menampar karena siswanya bandel dan tidak menghargai. Namun sayangnya, disinilah kesalahan manusia. Congkak, tidak saling menghargai dan menganggap diri lebih baik dari seorang Guru. Mata mereka tertutup dan membenci dengan alasan yang saya rasa tidak masuk logika. bagaimana tidak, Setiap hari Guru mengabdikan diri. Apapun pekerjaan dan cita - cita seorang manusia berawal dari pengabdian seorang guru.  Tanpa mengenal lelah, setiap hari berbakti, mengajar dengan penuh keiklasan dan kesabaran. Berhitung, membaca dan menulis. Untuk selanjutnya anak didiknya ada yang suskes menjadi pakar matematika, arsitek, diplomat atau bahkan penulis seterkenal J.K Rowlingpun berawal dari pengabdian seorang Guru. Padahal tidak ada jaminan anak didiknya dapat mengenang jasa - jasa Guru dikemudian hari. Guru diibaratkan sebagai seorang pilot yang membawa kemana manusia ingin pergi. Meraih mimpi, mencapai kesuksesan.

Gaji. Profesi guru tidak semata - mata memandang gaji. Padahal tidak menutup kemungkinan potensi dari seorang guru bisa menempatkan mereka pada jabatan yang gajinya lebih dari gaji guru. Tapi lagi - lagi, Tuhan menggariskan Guru bak manusia berhati malaikat. Gaji yang seadanya selalu dicukupkan  dizaman modern ini. Karena, selain materi sumber kabahagiaan lain labih banyak lagi. Dan tidak ada yang lebih bahagia bagi Guru kecuali saat mengetahui anak didiknya sukses. Gurupun bisa kecewa, dan patah hati atau bahkan mngeluarkan air di matanya saat tahu kehidupan anak didiknya di masyarakat gagal. Intinya, kalau bisa dikadarkan. Kadar kasih sayang di muka bumi ini untuk anak manusia, selain Tuhan, Orang Tua juga Guru. Iya Guru. Yang selalu berjuang dengan segala keterbatasannya. Guruku Pahlawanaku. 

Namun bagi seorang Pahlawan, tantangan dalam perjuangan mutlak adanya. termasuk Guru. Mulai dari Sarana dan Prasarana sekolah serta Kurikulum.Tidak semua Guru mendapatkan tempat yang sama. faktor pemerataan pembangunan di Indonesia turut mempengaruhi. Guru yang berada di perkotaan dan pedesaan jelas sekali terlihat seolah berjenjang. Jika diperkotaan, dapat mengeikuti tuntutan kurikulum dengan lebih optimal, Mendapat informasi, pengetahuan dan pendidikan yang terbaharui mengenai dunia mengajar. Berada di ruangan nyaman dengan ventilasi dan media pembelajaran yang menunjang keberhasilan peserta didik. Sementara di desa, Laptop. tidak semuanya guru telah mengenal dan memanfaatkannya dalam pembelajaran. kebanyakan guru dalam mengajar menggunakan kapur walaupun jelas, itu tidak baik bila ditinjau dari segi kesehatan. Atap kelas bocor, dan bangunan tidak terlalu layak sebagai penunjang proses belajar mengajar. Tapi  dewasa ini, untunglah teknologi merambah belahan Indonesia. Walaupun tidak semuanya tetapi ini peningkatan. Guru dituntut melek teknologi. Melaksanakan program Profesional, pelatihan - pelatihan serta Pembinaan dan Pengembangan Profesi Guru. Walaupun faktor usia seolah menghambat perjuangannya. Bagi guru yang sudah berusia lanjut, belajar seperti ini membutuhkan waktu yang lama. Perkembangan intelektualnya tidak sebagus anak remaja atau dewasa. namun lagi - lagi demi anak didiknya, Guru selalu berusaha memeberikan yang terbaik. pelayan. Bagai siput yang yang berjalan begitu pelan dengan tegad yang kuat. Begitulah seorang guru. Mengemban tugas mulia, mencerdaskan Kehidupan Bangsa. 

Tidak ada komentar: