Jumat, 02 November 2012

Kecewa, Ayo kita buka mata

Dalam suatu kawanan anak manusia. Mereka selalu mempunyai tujuan untuk keterjaminan masa depan. Pendidikan. Berbondong - bodong mencari tempat untuk menjadi orang yang kompeten. Ada yang dari ujung daratan, sebarang lautan. Sampai membentuk suatu komunitas kelas. Pengajar datang silih berganti. Namun ada satu yang begitu ngena di hati membuat mengurut dada, menghela nafas, menggelengkan kepala sampai mengucurkan air mata. 

Kehidupan dengan kompleksitasnya. Waktu, perbedaan, tujuan. Itu menjadi masalah yang pelik di pagi ini. Iya, tahulah kini, Tuhan membukakan mata saya. Dia begitu egois, segala kesibukan, masalah, kesalahan di timpakan kepada kami. Wajahnya jarang dihiasi senyuman, berperilaku dengan tergesa - gesa. Padahal mulutnya, merupakan salah satu sumber ilmu yang kami nantikan. Begitu cerdas, lugas namun sayang itu  jarang kami terima. Berbagai macam alasan ia lontarkan. Nampaknya ia terlalu cerdas sehingga gampang bersilat lidah. Atau kalau nggak, Kami yang terlalu goblok menerima segala kesewenang - wenangan dia. 
Siapa kami di matamu?

Ilmu , kompetensi, dunia kerja.
Sebegitu terlihat bodohkah kami dimata anda?
Kami butuh anda, kami orang yang kurang beruntung. Di hempaskan dengan apa yang namanya takdir sehingga sampai disini. Dulu, saat SMA. tempat ini bukan impian saya. Tapi saat tidak ada tempat yang mau menampaung saya, justru tempat inilah yang memayungi saya. Memberikan harapan untuk saya kembali menyusun impian. Saya berusaha ikhlas, dengan susah payah mencintai tempat ini dan segala isinya. Namun apa yang terjadi, bahkan saat anda salahpun kami yang minta maaf. Anda bukan Raja, kami juga bukan budak. Kita sama manusia. Makluk Tuhan, mempunyai hati. Objek yang kita geluti sama, ilmu. Kendati berbeda tujuan. Kami mengharapkan ilmu, dan anda mendapat bayaran. Namun bermuara di akhir yang sama. Uang memang dibutuhkan. Untuk mendapatkan itu, kami perlu pekerjaan. Dan apakah dengan perilaku anda yang demikian, menjamin kita bisa bersaing dengan kompetitor yang lainnya?? Bersaing dengan anak didik anda di bagian tempat yang berbeda? Yang selalu menjadi prioritas anda. 
Semenjak saya mencium tangan Ibu saya saat berpamitan berangkat dengan nama mencari ilmu. Sejak itu, anda membuat motivasi saya kian lama kian menyusut.
Anda bukan hanya merugikan saya, tapi mengecewakan Ibu saya. dan demi apapun saat ada orang yang menyinggung kenyamanan hati Ibu saya. Maka sebisa mungkin saya akan bertindak. Tidak tinggal diam. Tak akan membiarkan raut wajah Ibu saya berubah. Dengan segala kebisaan saya, saya akan mempertahankan senyumannya. Namun kini, saya merasa gagal. Berhadapan dengan anda, saya tidak bisa berbuat apa - apa. saya mungkin berpikiran berbeda dengan yang lain. Ingin rasanya aspirasi, keinginan saya sampaikan. Namun keberanian saya belum cukup, kalaupun ada teman yang sejalan namun saya meragukan kesediaan mereka. 
Tadi, terlihat manusia yang masih tertawa tak merasa dirugikan, ada yang malah tanpa karuan meminta maaf, ada yang bingung dan hanya bisa main - mainin hp atau mungkin saya yang paling goblok, menyadari, tak bisa berbuat lebih dan hanya bisa menangis. Mungkin iya, yang paling goblok saya. 
Namun karma selalu ada. Dunia mempunyai Pencipta dan Pemiliknya. Sadarlah, ada yang melihat. Dan saya punya Tuhan. Untuk itu, Tuhan, berikanlah ganjaran yang setimpa untuk orang yang mengecewakan Ibu saya aminn. 
Apapun ganjaran itu, kalau bisa tak perlu hukuman, cukup pelajaran dan sadarkan. Karena sungguhh kami membutuhkan dia.

Tidak ada komentar: