Sabtu, 17 November 2012

Selalu ada Makna di balik Cerita, special guruku

Menulis, dalam keadaan apapun kata itu menjadi hal yang menarik bagi saya. Tidak terkecuali saat tangan ini hanya bisa mengetik dengan hanya menggunakan jari - jari di tangan kiri. Jadi di hari yang memuakan seperti ini, jamari saya masih menari menorehkan kata demi kata ungkapan kekecewaan hari ini.

Dengan kamu, waktu terasa berlari meninggalkan kita. saya masih nyaman dengan suasana tadi, pembicaraan santai dengan sesekali diselipkan canda dan tawa. sampai akhirnya, jam hitam yang melingkar di tangannmu, menarik lebih banyak perhatianmu dibandingkan kata yang keluar dari mulutku. Akhirnya, kita berjalan pulang. Di tengah jalan, ada percabangan dan saya memutuskan untuk menaiki sebuah angkot yang kali ini tidak membuat saya nyaman untuk memejamkan mata. Hati dag - dig - dug merasa ada yang tidak beres. Ternyata oh ternyata hp saya tertinggal. Saya turun dan naik lagi angkot yang menuju kampus. Ternyata, hp dipastikan lenyap dan sudah tidak akhtif lagi. saya mengeluh, menyesali keteledoran saya dan kebobrokan nilai bagi sebagian orang. Yang dengan tega mengambil barang milik orang lain, perasaannnya, dan kemanusiaannya luntur sudah. Mata di butakan dengan materi dengan menepis sisi belaskasihan kepada anak kos yang mungkin bila tanggal tua hanya bisa makan angin doang. Tapi sudahlaah...
Belajar menerima, bersabar dan bersyukur walau sangat pedih. susah dan mustahil terlaksana bagi saya, wanita yang awam bagaimana cara mengamalkan akhlak yang baik. 

Di kosan, saya menumpahkan kekecewaan dengan membuka laptop dan menuliskan perasaan pada sebuah jejaring sosial. banyak yang menanggapi  dibanding hari - hari biasa, Membuat saya bisa menyimpulkan bahwa terkadang musibah mengeratkan persaudaraan dan rasa kemanusiaan sesama manusia. Ironis memang, tapi itu realitanya. 

Saya kembali membaca satu demi satu orang yang rela meyelipkan kalimat sekedar menaggapi atau mengucapkan kalimat sabar. Hmmzz. Ada yang paling berkesan, Ibu Guru Matematika yang menjadi sosok inspirator dalam hidup saya. Ani Nuraini.Guru SMA kelas XI di SMA N 1 Parigi . Mata pelajaran mempertemukan kita. dengan status yang berbeda. Guru dengan siswa. Awalnya saya tidak begitu respek dengan permainan angka - angka. Namun beliau bagai pesulap, dapat merubah suasana hati saya dan anak kelas yang lain menjadi lebih menyayangi matematika. permainan angka yang membuat pusing kepala dapat menjadi hal yang menarik dan memunculkan antusias belajar. Sama rata sama rasa. Tidak ada pembeda, tidak pilih kasih untuk semua siswa. Saya yang bodoh dalam hal matematika, sama sekali tidak merasa tertekan, justru keinginan saya untuk ke depan menyetorkan tugas yang diberikan begitu besar. Ibu ini seperti malaikat. Manis, kecil dan gaya berbicara seperti mengunyah permen karet. Namun jelas, angka - angka itu menjadi lebih hangat dan bersahabat lewat suara dan jari - jemarinya yang menggoreskan spidol di whiteboard. Bukan hanya mengajar atau status guru yang beliau sandang. Tapi persahabatan. Ia tak sungkan mengajarkan pengalaman hidup, nasihat seolah kami siswanya adalah adik beliau. Namun bila di lihat dari sorot mata dan derap langkahnya, ia bukan tanpa wibawa. Tidak. Beliau amat sangat tegas. Berkarakter dan membuat kami nyaman. Namun siang ini, guru kebanggaan saya tidak seperti dulu lagi. entahlah saya kurang tahu juga. namun yang jelas, Ibu Ani guruku tersayang, cepat sembuh.Gerakan - gerakan lagi kakimu, sehingga dapat berdiri tegap. Melangkah dan memberikan makna bagi setiap orang yang ada di sekelilingmu. sehingga bisa mengingat sama halnya saya dan kucuran demi kucuran do'a yang deras senantiasa menjaga tidurmu. 



Saya bersyukur dan bangga bertemu dengan Ibu, walau mungkin saya belum membuat Ibu bangga memiliki anak didik macam saya. Tapi yang jelas, suatu saat nanti saya ingin seperti ibu. Menjadi Guru yang mengena di hati siswa. Hidup dalam pikiran siswa sebagai sosok yang berjasa, menginspirasi dan merasakan kesukuran serta kebergunaan kita hidup di semesta ini.

sakit, hati saya sakit kehilangan hp siang ini, namun lagi - lagi ibu menasihati saya melalui keadaan Ibu. tidak sepatutnya saya merasa sial atas kejadian ini. selalu bersyukur dan tawakal bahwa di luar sana masih ada manusia yang kurang beruntung seperti saya. Masih ada manusia yang terkulai lemah karena sakit jasmaninya dan masih tetap bisa sabar. bahwa masih ada di luar sana, yang sakit rohaninya dan berjalan - jalan sepanjang jalan. dan juga masih banyak di luar sana, manusia yang rendah martabatnya sehingga dengan tanpa merasa berdosa mengambil barang yang bukan menjadi miliknya. Ibu, yakinlah Tuhan menyayangi Ibu. sama halnya seperti Ibu guru yang menilai anak didiknya dengan ujian. Mungkin ini juga cara Tuhan menguji dan akan meninggikan derajat Ibu. aminn. keket sayang Ibu.






                                                                                                  
                                                                                          Katrin Yustina, Keket


                                                                                          Anarkiss all Brother
                                                                                 (Anak Republik kelas sosial satu)

Senin, 12 November 2012

Guruku Pahlawanku



Modernisasi, teknologi dan Pendidikan. Semua saling kait mengait. Dimana untuk menyiapkan manusia yang mampu menjadi agen pembangunan didunia modern di perlukan pendidikan. Tapi sudah kodrati sama halnya dengan jalan yang tidak selalu lurus. Begitupula dalam dunia pendidikan. Kerikil - kerilik penghambat tujuan pendidikan selalu ada. Baik yang bersifat Internal maupun eksternal. Teknologi, dewasa ini berkembang dengan begittu pesatnya. Namun menyisakan segudang permasalahan yang berdampak kepada dunia Pendidikan. 

Guru dituntut untuk terus aktual dan melakukan pengawasan terhadap anak didiknya. Namun sebagai manusia biasa, tawuran, pornografi, rusaknya moral sebagai akibat dari Teknologi dan modernisasi. Banyak pihak yang menyalahkan guru, tetapi itu tidaklah seharusnya dibenarkan. Guru dengan jam pembelajaran yang terbatas, harus memperhatikan beberapa aspek. Mengembangkan aspek kognitif, Afektif, dan Psikomotorik dengan banyaknya mata pelajaran yang harus diemban. Belum lagi, tugas dan tanggung jawab guru bukan hanya mengajar tetapi juga mendidik, membimbing, membina dan melatih peserta didik. Sekarang Peserta didik. Bersifat unik. Berangkat dari rumah yang berbeda, menjadikan mereka berkarakter berbeda pula. Sementara Guru harus memahami dengan mengedepankan layanan publik. Tetapi kembali lagi kepada Guru itu sendiri, mereka manusia biasa yang terkadang emosional merusak profesionalitas. Membentak siswa saat belajar, atau malah ada yang dengan khilaf menampar karena siswanya bandel dan tidak menghargai. Namun sayangnya, disinilah kesalahan manusia. Congkak, tidak saling menghargai dan menganggap diri lebih baik dari seorang Guru. Mata mereka tertutup dan membenci dengan alasan yang saya rasa tidak masuk logika. bagaimana tidak, Setiap hari Guru mengabdikan diri. Apapun pekerjaan dan cita - cita seorang manusia berawal dari pengabdian seorang guru.  Tanpa mengenal lelah, setiap hari berbakti, mengajar dengan penuh keiklasan dan kesabaran. Berhitung, membaca dan menulis. Untuk selanjutnya anak didiknya ada yang suskes menjadi pakar matematika, arsitek, diplomat atau bahkan penulis seterkenal J.K Rowlingpun berawal dari pengabdian seorang Guru. Padahal tidak ada jaminan anak didiknya dapat mengenang jasa - jasa Guru dikemudian hari. Guru diibaratkan sebagai seorang pilot yang membawa kemana manusia ingin pergi. Meraih mimpi, mencapai kesuksesan.

Gaji. Profesi guru tidak semata - mata memandang gaji. Padahal tidak menutup kemungkinan potensi dari seorang guru bisa menempatkan mereka pada jabatan yang gajinya lebih dari gaji guru. Tapi lagi - lagi, Tuhan menggariskan Guru bak manusia berhati malaikat. Gaji yang seadanya selalu dicukupkan  dizaman modern ini. Karena, selain materi sumber kabahagiaan lain labih banyak lagi. Dan tidak ada yang lebih bahagia bagi Guru kecuali saat mengetahui anak didiknya sukses. Gurupun bisa kecewa, dan patah hati atau bahkan mngeluarkan air di matanya saat tahu kehidupan anak didiknya di masyarakat gagal. Intinya, kalau bisa dikadarkan. Kadar kasih sayang di muka bumi ini untuk anak manusia, selain Tuhan, Orang Tua juga Guru. Iya Guru. Yang selalu berjuang dengan segala keterbatasannya. Guruku Pahlawanaku. 

Namun bagi seorang Pahlawan, tantangan dalam perjuangan mutlak adanya. termasuk Guru. Mulai dari Sarana dan Prasarana sekolah serta Kurikulum.Tidak semua Guru mendapatkan tempat yang sama. faktor pemerataan pembangunan di Indonesia turut mempengaruhi. Guru yang berada di perkotaan dan pedesaan jelas sekali terlihat seolah berjenjang. Jika diperkotaan, dapat mengeikuti tuntutan kurikulum dengan lebih optimal, Mendapat informasi, pengetahuan dan pendidikan yang terbaharui mengenai dunia mengajar. Berada di ruangan nyaman dengan ventilasi dan media pembelajaran yang menunjang keberhasilan peserta didik. Sementara di desa, Laptop. tidak semuanya guru telah mengenal dan memanfaatkannya dalam pembelajaran. kebanyakan guru dalam mengajar menggunakan kapur walaupun jelas, itu tidak baik bila ditinjau dari segi kesehatan. Atap kelas bocor, dan bangunan tidak terlalu layak sebagai penunjang proses belajar mengajar. Tapi  dewasa ini, untunglah teknologi merambah belahan Indonesia. Walaupun tidak semuanya tetapi ini peningkatan. Guru dituntut melek teknologi. Melaksanakan program Profesional, pelatihan - pelatihan serta Pembinaan dan Pengembangan Profesi Guru. Walaupun faktor usia seolah menghambat perjuangannya. Bagi guru yang sudah berusia lanjut, belajar seperti ini membutuhkan waktu yang lama. Perkembangan intelektualnya tidak sebagus anak remaja atau dewasa. namun lagi - lagi demi anak didiknya, Guru selalu berusaha memeberikan yang terbaik. pelayan. Bagai siput yang yang berjalan begitu pelan dengan tegad yang kuat. Begitulah seorang guru. Mengemban tugas mulia, mencerdaskan Kehidupan Bangsa. 

Minggu, 11 November 2012

Katrin Yustina :): Ketulusan sosok Kepahlawanan Guru

Katrin Yustina :): Ketulusan sosok Kepahlawanan Guru

Ketulusan sosok Kepahlawanan Guru



Guru. Di zaman modern seperti ini, profesi guru tidak begitu diminati khususnya bagi kalangan menengah ke atas. Alasannya karena kurang terjaminnya kesejahteraan hidup. Padahal untuk mencerdaskan bangsa, dan mensejahterakan manusia, itu semua bermula dari seorang guru. Guru sejatinya bukan hanya melihat gaji namun didasari oleh sebuah panggilan jiwa. Pengabdian. Mengajar, mendidik, membimbing, dan membina peserta didik bukanlah hal yang mudah. Anak bukan orang dewasa dalam ukuran kecil. Salah dalam mendidik, rugi anak seumur hidup. Perkembangan dunia pendidikan pesat. Kurikulum berubah - rubah di sesuaikan dengan tujuan pendidikan yang mengacu kepada tuntutan zaman. Disini guru dituntut untuk mengikuti aturan. Ada yang menerima, mengikuti dan mengerti atau ada yang kebingungan dan tetap kembali kepada metode dan cara mengajar yang dahulu. Berbeda - beda memang. Tapi yang jelas, kebahagiaan seorang guru adalah melihat anak didiknya sukses. Pendidikan adalah hal yang penting. Pemerintah berusaha meningkatkan mutu pendidikan melalui Undang - Undang Guru dan Dosen No 14 tahun 2005. Salah satunya untuk meningkatkan kesejahteraan guru dengan adanya sertifikasi guru. Setidaknya ini lebih baik bagi sebagian guru yang beruntung. Tapi tidak dengan Ibu Iyos. Guru Madrasah Ibtidaiyah di kampung saya. 
Disaat rekan - rekan guru di sekolah yang lain menikmati buah perhatian pemerintah, ia tidak merasakannya. Setiap pagi, ia mengayuh sepeda sejauh 7 KM, kalaupun tidak, menumpang dengan guru yang lain. Sekolah tempat beliau mengajar pernah berpindah. karena bangunan tidak layak dan roboh. Akhirnya sekolahpun dipindahkan. Di sebelah kantor kepala Desa. Yang bila di tempuh harus melewati tanjakan yang bisa dibayangkan, betapa capenya mengayuh sepeda yang sudah berkarat. Namun saat sampai di kelas, kelelahannya sirna sudah. Digantikan dengan senyuman melihat wajah anak didiknya satu persatu. Bisa dihitung dengan jari memang. anak didiknya banyak yang tidak mengenakan sepatu. Hanya sandal saja. Wajah kucel, gigi kuning, dan kulit busik. Namun beliau dengan tulus mendidik mereka. Padahal di samping profesinya sebagai pendidik, beliau juga mempunyai kehidupan pribadi. Sebagai makhluk sosial, secara kodrati ingin hidup berkecukupan. Tapi di zaman serba mahal ini, gaji seorang guru honorer tidaklah menjamin. Beliau bukan tidak berkompetensi dan berusaha. Tapi beliau jujur. Disaat banyak calon guru yang untuk meraih jabatan PNS dengan mengandalkan uang. Ia lebih baik tidak. Sehingga di geser oleh oknum yang tidak memiliki sifat seorang pendidik. Berakhlak mulia. Ia rela, walaupun terkadang putus asa menghampiri.

Saat Ibu saya bercerita sepulang mengaji,  entah untuk yang keberapa kali Ibu Iyos meminta do'a kepada jemaah. Agar ia bisa lolos tes CPNS. Ada yang berceloteh "bosan mendengarnya". Itu yang saya dengar dari Ibu. Walaupun akhirnya dinyatakan tidak lolos, tapi tidak seharipun beliau bolos mengajar kalau tidak sakit.
Walaupun didasarkan pada panggilan jiwa, tapi himpitan ekonomi membuatnya terlihat disepelekan. Tidak bergengsi. Untuk menunaikan kewajibannya, kendaraan, penampilan dan tubuhnya tidak mencerminkan beliau hidup layak. Tubuh kecil kurus, berkerudung menyon dan sebelum bertemu dengan anak didiknya, sudah berkeringat. Namun sungguh bagi saya beliau adalah sosok pahlawan. Walaupun entah sampai kapan bertahan. Karena, menurut saya bahkan seorang pahlawanpun perlu pengakuan.
Ini tidak dimiliki beliau. Pengakuan. Hanya segelintir orang yang melihat berdasarkan kacamata ketulusan bahwa beliau memang pahlawan. Oknum pejabat, manusia yang haus jabatan tidak memperhatikannya. Mereka buta. Berfikir terlalu idealis. Kompetensi, Pengetahuan, dan profil guru. Setidaknya penampilannya harus rapi, calananya bergaris, wangi, enak dipandang karena sebagai model bagi anak didiknya, Menggunakan sepatu pentofel di semir hitam. Tapi tidak dengan Ibu Iyos. Beliau bahkan terkadang lupa kalau kakinya sakit akibat sepatu yang tidak layak pakai.
Saat guru yang lain ke sekolah sudah menggunakan motor matic. Beliau masih seperti yang dulu. Sepeda. Sertifikasi. Kata itu mungkin sering didengar, tapi itu hanya angan - angan baginya. Gaji ketiga belas, itu juga terdengar indah namun menyesakan hati. Gaji pokokpun tidak, aah saya bukan wartawan yang pernah menanyakan hal itu. Tapi sudah dapat saya bayangkan, walaupun ia tersenyum tapi ia bukan malaikat. Lelah pastiliah ia rasakan.

Kalaupun profesi mengacu kepada dua hal, pengabdian dan pendapatan.Setidaknya beliau seorang pengabdi yang patut dicontoh. Walaupun beliau berkutat dengan papan tulis dan kapur disaat yang lain sudah menggunakan media pembelajaran, infocus, internet dan laptop. Bahkan ia belum pernah meyentuhnya. Tapi seberapa jauhnyapun ia tertinggal dengan berbagai metode, strategi dam media pembelajaran. Tapi dalam hal pengabdian, beliaulah juaranya. Bukan berlandaskan aturan atau tunjangan tetapi keikhlasan. Tidak ada manusia yang dapat di katakan sebagai pahlawan, kecuali mereka yang berjuang dilandasi dengan ketulusan. Sama halnya dengan Ibu Iyos. Guruku Pahlawanku.

Jumat, 02 November 2012

Kecewa, Ayo kita buka mata

Dalam suatu kawanan anak manusia. Mereka selalu mempunyai tujuan untuk keterjaminan masa depan. Pendidikan. Berbondong - bodong mencari tempat untuk menjadi orang yang kompeten. Ada yang dari ujung daratan, sebarang lautan. Sampai membentuk suatu komunitas kelas. Pengajar datang silih berganti. Namun ada satu yang begitu ngena di hati membuat mengurut dada, menghela nafas, menggelengkan kepala sampai mengucurkan air mata. 

Kehidupan dengan kompleksitasnya. Waktu, perbedaan, tujuan. Itu menjadi masalah yang pelik di pagi ini. Iya, tahulah kini, Tuhan membukakan mata saya. Dia begitu egois, segala kesibukan, masalah, kesalahan di timpakan kepada kami. Wajahnya jarang dihiasi senyuman, berperilaku dengan tergesa - gesa. Padahal mulutnya, merupakan salah satu sumber ilmu yang kami nantikan. Begitu cerdas, lugas namun sayang itu  jarang kami terima. Berbagai macam alasan ia lontarkan. Nampaknya ia terlalu cerdas sehingga gampang bersilat lidah. Atau kalau nggak, Kami yang terlalu goblok menerima segala kesewenang - wenangan dia. 
Siapa kami di matamu?

Ilmu , kompetensi, dunia kerja.
Sebegitu terlihat bodohkah kami dimata anda?
Kami butuh anda, kami orang yang kurang beruntung. Di hempaskan dengan apa yang namanya takdir sehingga sampai disini. Dulu, saat SMA. tempat ini bukan impian saya. Tapi saat tidak ada tempat yang mau menampaung saya, justru tempat inilah yang memayungi saya. Memberikan harapan untuk saya kembali menyusun impian. Saya berusaha ikhlas, dengan susah payah mencintai tempat ini dan segala isinya. Namun apa yang terjadi, bahkan saat anda salahpun kami yang minta maaf. Anda bukan Raja, kami juga bukan budak. Kita sama manusia. Makluk Tuhan, mempunyai hati. Objek yang kita geluti sama, ilmu. Kendati berbeda tujuan. Kami mengharapkan ilmu, dan anda mendapat bayaran. Namun bermuara di akhir yang sama. Uang memang dibutuhkan. Untuk mendapatkan itu, kami perlu pekerjaan. Dan apakah dengan perilaku anda yang demikian, menjamin kita bisa bersaing dengan kompetitor yang lainnya?? Bersaing dengan anak didik anda di bagian tempat yang berbeda? Yang selalu menjadi prioritas anda. 
Semenjak saya mencium tangan Ibu saya saat berpamitan berangkat dengan nama mencari ilmu. Sejak itu, anda membuat motivasi saya kian lama kian menyusut.
Anda bukan hanya merugikan saya, tapi mengecewakan Ibu saya. dan demi apapun saat ada orang yang menyinggung kenyamanan hati Ibu saya. Maka sebisa mungkin saya akan bertindak. Tidak tinggal diam. Tak akan membiarkan raut wajah Ibu saya berubah. Dengan segala kebisaan saya, saya akan mempertahankan senyumannya. Namun kini, saya merasa gagal. Berhadapan dengan anda, saya tidak bisa berbuat apa - apa. saya mungkin berpikiran berbeda dengan yang lain. Ingin rasanya aspirasi, keinginan saya sampaikan. Namun keberanian saya belum cukup, kalaupun ada teman yang sejalan namun saya meragukan kesediaan mereka. 
Tadi, terlihat manusia yang masih tertawa tak merasa dirugikan, ada yang malah tanpa karuan meminta maaf, ada yang bingung dan hanya bisa main - mainin hp atau mungkin saya yang paling goblok, menyadari, tak bisa berbuat lebih dan hanya bisa menangis. Mungkin iya, yang paling goblok saya. 
Namun karma selalu ada. Dunia mempunyai Pencipta dan Pemiliknya. Sadarlah, ada yang melihat. Dan saya punya Tuhan. Untuk itu, Tuhan, berikanlah ganjaran yang setimpa untuk orang yang mengecewakan Ibu saya aminn. 
Apapun ganjaran itu, kalau bisa tak perlu hukuman, cukup pelajaran dan sadarkan. Karena sungguhh kami membutuhkan dia.

Selasa, 30 Oktober 2012

Bisa karena Tuhan, saya dan Mereka

Sukses dimata saya. Tak ada kesuksesan tanpa bermanfaat bagi sesama dan lingkungan. Materi, tak saya pungkiri pula bahwa itu penting.. Sukses berawal dari mimpi. Bagi saya, tak hanya kesungguhan dan keteguhan tapi saya membutuhkan dukungan.Papa, Mamah, Sahabat, dan kamu. Selebihnya, saya yakin Tuhan menyayangi saya. Doa yang saya rapalkan, hati dan keyakinan pasti berbalas. Saat saya leleh, Tuhan memberikan keyakinan bahwa saya bisa. Itu rencana. dan saya yakin rencana yang ada mempunyai akhir yang bahagia. Saya lahir bukan hanya untuk menjadi penonton yang mengaggumi kesuksesan orang, tapi saya juga mempunyai mimpi, ia mimpi merupakan jalan yang meyakini saya bahwa saya memang bisa. Dan Mama adalah orang yang selalu percaya saya bisa. Papa, walau jarang bertatap muka, tapi air, nasi, tempat tidur sampai laptop yang saya gunakan sekarang merupakan keyakinan Papa untuk memastikan saya dapat meraih mimpi. Tanpa kata, saya dapat merasakan bahwa dukungan selalu ada. beberapa helai rambut mu mulai memutih, Kakimu mengecil, Tidur hanya beberapa jam. Mama, Ia selalu sakit saat saya juga sakit, Di depan matanya makanan enak, tapi ia selalu mengingat saya.

Sahabat. Siska eka Chyntia, kata - kata yang keluar cenderung tajam dan menyakitkan. Tapi itulah yang membuat saya nyaman dengannya. Jarang sekali ia berargumen palsu. Tajam tapi jujur. Ibarat obat. Saat saya sakit, maka kebanyakan obat itu pahit. Tapi itulah yang dapat menyembuhkan si sakit. Terima Kasih Siska. Atas dukungan dan keyakinan saya si pemimpi yang akan mewujudkannya. Mungkin sesekali ia lelah mendengar mulut saya yang tak pernah berhenti bercerita saat di kampus, masih menerima sms dari saya saat di kosan. Sydney Edelin Putri. Kejujuran, dan keyakinan yang kamu berikan semoga dapat saya pegang. Selalu mau menerima saat saya numpang mandi, numpang masak mie atau goreng opak. Iya opak ternyata bukan Becak. Dan diskusi di angkot yang memberikan saya spirit untuk terus berjuang. Walau kalian berdua selalu mengganggu jam tidur saya saat di angkot, tapi tak wajar bila saya mengungkit itu, sedangkan cerita manis lebih banyak saya terima.

kamu, iya kamu. tak ada manusia seperti kamu. Ikhlas, penyayang dan jarang marah. Sejam kau sering mendengarkan saya bercerita melalui selular, membacakan tulisan saya. Kau selalu tersenyum. Dan saat saya sakit, Kamulah yang pertama melarang saya mandi dengan air dingin. Aahhh cukup membuat saya tersenyum. 

Entah sampai kapan mereka selalu ada? bagaimana saat nanti saya di pecundangi dengan yang namanya takdir? 
Sampai pada titik jenuh dan hampir putus asa? lelaaaahhh
Sampai kapan kalian dukung Saya? selalu meyakinkan bahwa saya bisa? Sukses juga harus menjadi milik saya
Tuhan, mereka yang Engkau kirim buat saya, mereka jugakan yang akan membantu misi saya? Dengan mereka saya mencapai mimpi saya? 
Semoga saja aminn,..

Hanya fiksi, Ma'af Untuk yang Terkasih

Formulasi yang pas. Hujan, sepi dan air mata. Kisah ini di lahirkan dari sebuah pikiran yang mungkin kalian juga pernah mengalaminya. Dwitasari. Dari salah seorang sahabat saya, saya mengenal blogger tersebut. Penataan bahasa yang apik, musikalisasi puisi menyentuh, memaksa air mata meluncur. Tidak, tapi tidak dengan beberapa waktu lalu kecuali malam ini. Iya malam ini membuat saya ingin kembali berfikir mengenai, Masa lalu, cinta dan kejujuran . Kebanyakan orang memaknai cinta dari seorang anak manusia yang masih duduk di SD sebagai cinta monyet. Cukup menggelitik dalam pikiran, dulu cinta ini tak menguras emosi, harga diri dan menerobos kewajaran. Siapa sangka cinta monyet menjelma menjadi cinta gorila,..ehm,..iya gorila tua, ... Silahkan simak, resapi dan tinggalkan komentar mengenai tanggapan anda, jika berkenan..


Masa lalu anak SD kelas 6 bernama Keyza, panggilan Key. Cinta monyet pernah juga ia alami. Namun Ia tidak berkehendak cinta itu menjadi cinta gorila, iya bahkan saat ia di SMP pun rasa itu tetap ada. Tersenyum saat melihatnya, membuang muka saat laki - laki itu berbalik badan, Bahkan saat sembahyangpun, saat sujud sering key melihat telapak kakinya. Laki - laki itu bernama Gilang. Lama - kelamaan perasaan itu menobrak kewarasan. YAng ia pikir, cinta itu harus selalu di pendam dan di jaga. Alasannya masuk akal, wajah yang ia miliki seakan belum menjamin cintanya bersambut. NAmun Key menjelmakan cintanya melalui kata. Malam hari, dia telungkup sambil tersenyum. Tangan kanannya mengayun menggoreskan tinta kejujuran. Curahan hati yang menguras emosi. menjadi pengagum untuk setahun bukan hal mudah. Pagi hari ia menyetorkan tulisannya melalui seorang teman. Sore hari menjemput respon dan pesan yang Gilang kirimkan buatnya. Mereka berdua sangat nyaman. Tapi bagi Key itu tidak cukup.Identitas  mutlak diperlukan. Namun Gilang lebih memilih hubungan seperti ini. Dua kali Key pernah di paksa, di seret oleh teman - teman Gilang untuk bertemu dan berbicara namun menolak. Belum cukup keberanian atau mungkin gadis ini terlalu bodoh.
Hingga perpisahan sekolah itu, setahun Key tak melihatnya. Namun perasaan itu tetap tumbuh, seperti jamur yang akarnya tertancap kuat. Hanya air mata yang tahu. Betapa setiap malam berdoa untuk menghadapi ujian. Ingin rasanya Key bersekolah yang sama. Namun waktu mempermainkannya, Gilang telah bersama orang lain. Saat hari pertama ia masuk SMA, pemandangan yang ia lihat tangan Gilang melingkar pada seorang gadis. Perasaan itu ia simpan, Hingga alam berkonspirasi mempertemukannya dengan Ray, pacar Key sekarang. Key tahu, Rey bersahabat dengan Gilang. Saat kebetulan mereka bertiga, disanalah kebahagiaan buat Key. Menatap, melihat dan memastikan Gilang bisa tertawa. 
Dan Tuhan membukakan mata hati Key, Rey tulus, selalu setia menjadi pendengar, berbagi seolah sahabat dan sama - sama mencari penyambung jajan saat tanggal tua. 4 tahun kini mereka menjalin hubungan. TApi setelah waktu berjalan begitu jauh, Tuhan masih menyimpankan perasaan ini untuk ia. Iya dia Gilang. Namun entah rasa sayang yang dahulu, atau kepenasaran yang selalu bergelantungan dalam benak. Tuhan, andai Tuhan mengambulkan permintaan Key, ingin rasanya waktu di putar, ke 7 tahun silam. Saat tangan ini di tarik tarik, menolak untuk bertemu. Menyesali kebodohan yang pernah diambil. 
bahkan saat Tuhan memberikan kesempatan untuk Key dapat menyapa masa lalunya, ia hanya berani di balik topeng. Menggunakan jejaring sosial milik kekasihnya. Entah syaitan atau malaikat yang berbisik. Dengan gemetar, Key menyapa masa lalunya. Saling bertukar informasi. Dan berakhir dengan air mata. Untuk ke dua kalinya dengan nama perasaan ia menjadi orang bodoh. Menyia - nyiakan perasaan. kata ma'af itu yang bisa Key berikan untuk Ray. Tidak untuk jaminan kejadian ini tidak akan terulang. Oh Tuhan, bahkan atas nama cinta, intelektual dan prinsip berfikir rasional tidak berlaku. Masa lalu yang ingin Key ulang atau kekasih yang jelas menjamin kebahagiaan. Tapi bukankah walaupun Key bersama Ray, tidak akan bahagia selama masa lalu itu terus tumbuh?
Salahkah Key yang mengkhianati Kekasihnya?
Bodohkah Ray yang mempertahankan pengkhianat?
Atau Gilang manusia kejam yang telah membiarkan masa lalu tumbuh dengan liar atas nama penasaran?
Entahlah, Bukankan Perasaan ini kehendak Tuhan,.!!!
Yang jelas akan susah sekali mengimplementasikan kata :
Selamat Tinggal Masa Lalu

Sabtu, 27 Oktober 2012

Shalat Jalan Bubar

Baru saja kemarin perayaan Idul Adha,..oke saya kembali tergelitik buat menuliskan kisah ini. Saya ehm maksudnya gue. jadi gini, tepat malam takbir Gue udah merasa melow gitu di kosan. Krasak krusuk ternyata perut Gue minta jatah. Akhirnya tumis kangkung yang Gue beli tadi pagi cukup membuat mata Gue menyempit sekian inci. Senyawa sedative tengah bekerja rupanya. Gue kembali berpikir, daripada mata ini keburu nutup terus nanti tengah malem bangun lagi dan bengong. rasanya horor banget deh. Akhirnya pukul 21 : 00 gue hijrah kekost temen Gue. Sebut saja namanya Sisi. Disamping kamar Sisi, dia juga punya temennya yang menampung dua wanita yang tidur di kamarnya. sementara di kamar Sisi ada 4 orang, termasuk Gue. dalam satu ruangan kami berebut oksigen dan baru bangun setelah alarm berbunyi. Pukul 5.Gue bangun disusul satu persatu mandi. sensasinya memang berbeda. Berhubung semuanya wanita berjumlah 7 orang. Gue perjelas lagi, jadi semuanya kece ehm. Dan juga calon ibu - ibu rempong. Terlalu banyak yang disiapkan sampai kaki - kaki mungil melangkah keluar. menuju satu tempat. Masjid di salah satu Universitas Top di Bandung. Cekikikan tak segera beranjak. Semuanya begitu alami dan indah. Radius 5 meter menuju tempat shalat, di depan gerbang  ada sosok yang membuat Gue terheran - heran. wanita setengah lelaki mengoles - ngoles pipinya menggunakan apalah itu. Entah blash on atau arang. yang jelas nampak mencolok dan berhasil menjadi pusat perhatian orang yang hendak menunaikan sembahyang. tau tau, selintingan terdengar dia kurang waras. Ehm kali ini Gue percaya.

Namun belum sampe bokong Gue duduk. Satu diantara kita ada yang nanya ke ibu - ibu dengan pedenya.
temen gw  : Bu yang depan kosong?
Ibu - ibu   :   Sholatnya udah selesai neng.
*deng,.
Hening salanjutnya muka shock begitu jelas terlihat. Terjadilah diskusi kecil. Ada yang gigit jari, pasang muka cengok atau bahkan cekikikan.Menyesal seribu satu kalimat sia - sia. Kita dipecundangi waktu. Padahal menurut Sisi, Idul Adha tahun kemarin jam setengah tujuh baru mulai. Hipotesa bermunculan salah satu yang mendomonasi adalah karena ini hari Jum'at.  jadi Sholatnya lebih awal kan mau motong hewan nati kebentur jam Jumatan. namun hasrat ingin Sholat, berbekal informasi dari seorang teman. Kita menuju masjid yang satunya lagi. menggunakan angkot. Dan dua langkah sejak turun. baru terlihat jemahaan yang keluar dari masjid. Tak lama, dengan muka di tekuk kami terus menelusuri setapak. masuk gang dan berniat tinggal di kosan dengan kekecewaan.Di tengah jalan ternyata ada juga laki - laki yang baru mau berangkat Sholat. haha bahkan di hari paling mengecewakan sekalipun, Tuhan menyelipkan hiburan. sebuah pertunjukan kekonyolan orang yang lebih konyol dari pada kami.
Sesampainya di kost. Gelak tawa membahana dengan aktivitasnya masing - masing. dengan bahasa yang Gue mengerti namun cukup membuat Gue terlihat bego. Mangap sambil bilang ooo atau tertawa. Dialek mereka sangat Gue hafal namun selalu ada sisi humor yang membuat Gue bersyukur berada di tengah - tengah mereka. 
Mie Belitung. Itu masakan yang baru buat lidah Gue. dan lidah Gue bisa dengan cepat beradaptasi. Manis, kenyal, harum dan membuat Gue berpikir. Bolehlah buat menu bakal calon Restaurant Gue 4 tahun ke depan. hehe,.. Posisi melingkar, terkesan akrab bagai keluarga. selalu ada perbincangan renyah sesekali tawa di sela - sela makan bersama.Setelah itu, Rasa kantuk menjalar, membuat semuanya tergeletak. Bagai ikan asin. berjejer sibuk sendiri mengantarkan keinginannya tertidur. Dengan pulas. Dua jem terlewati. namun mie bukanlah hal yang membuat kuat pertahanan perut Gue. Gue bangun dan lagi - lagi makan mie Belitung. Enak rasanya. Setelah itu barulah Gue pulang. Terkadang mengingat hari ini, Gue tertawa sendiri. Gimana nggak coba, sesampainya di kosan. Siang di geser malam. Angin yang berdesir, mengingatkan Gue bahwa seharian ini Gue belum makan nasi. Setelah berhasil mengusir rasa malas, kaki Gue menuruni 11 anak tangga. Dan berjalan diantara gang. Tepat sebelah kiri, masjid menarik indra penciuman Gue. Terasa amis. Sementara semua warung dan tenda - tenda pinggir jalan. resmi tak beroprasi. Demi apapun ini hal yang memuakan bagi Gue. Membuat Gue hanya balik dengan tangan hampa. Belum lagi, malam ini terlihat lebih ramah, hangat. Ada banyak orang yang  berkumpul. Seolah memuja arang. Badannya ia relakan berparfum asap. Dengan mata menatap penuh harap. Kalau Gue bisa melihat lebih dekat, bisa dipastikan sesekali mereka menelan ludah. Semriwing angin membantu Gue menyimpulkan. Sate sapi. bahkan sampe tercium ke kamar Gue. Alhamdulillah ada hikmahnya. Jadi malam ini Gue makan Mie dengan rasa sate sapi. Siph. Ini mie terenak. Bahkan Mie yang setia menemani Gue sambil Gue nulis ini. Maklum warung belum ada yang buka. Menurut Gue,hidup dengan mencari keuntungan semata menjadikan mereka terlalu egois.Takut nggak laku. bersaing dengan daging kurban. Padahal lihatlah, ada masnusia seperti Gue yang usus dan perutnya tergantung kebaikan penyedia lauk pauk dengan harga murah seperti kalian. Cukup hanya dua hari makan hanya dengan Mie dan gorengan. Semoga tidak dengan hari esok. Tidak harus sial setiap hari bukan, ehm Gue lebih suka menyebutnya dengan kurang beruntung dua hari ini.

Selasa, 23 Oktober 2012

Rindu di mata saya

Terkadang kesendirian lebih menarik perhatian saya. Ditengah - tengah orang yang berlalu lalang, ada saatnya telinga ini sepi. Senyap. Tak terdengar cuap - cuap orang menanyakan kabar atau bercerita yang mengusik keasyikan dalam sendiri. sama halnya hari ini, saya hanya sesekali tersenyum tak banyak omong seperti hari - hari yang lalu. nampaknya ini kegemaran saya saat ini.
Anehkah?
bagi saya wajar. 
disaat teman sekelas menyambut dengan suka cita hari raya Idul Adha. Mata mereka terlihat lebih terang dari biasanya, wajahnya merona dan jelaslah kesenangan dan tidak sabar menanti hari esok. saat berkumpul dengan orang yang disayang. Keluarga. Di Mushola, lagi - lagi Ada seorang anak yang mengusik kenyamanan hati ini.
"Kamumah nggak pulang ya? suka betah di kosan" 
Saya membalas dengan senyum manis dipaksakan.. Entah dia merasa atau tidak, tapi saya merasakan perubahan dalam hati saya. Seketika singgah kerinduan yang menjadi. melihat Ibu, Ayah, Kakak, Adik, dan keponakan yang setiap dia tertidur setelah saya asuh, kebahagiaan menjadi milik saya. Tidurnya membuat hati saya tenang. 

Baru kali ini saya tersiksa dengan perhatian, keramahan orang lain. Ada yang berkata : Aneh banget sih kok nggak pengen pulang, kok nggak kangen sih,..bisaan banget. dan masih banyak yang lainnya.
Dan hari ini saya menyadari saya memang berbeda. Tapi rasa kangen manjadi ciri manusia yang bernafas, termasuk saya. Saya belum pulang bukan berarti tidak merasakan kerinduan dengan keluarga. Bercanda dengan kakak, berebut manja makanan dengan adik, melihat lahapnya saat Ayah sarapan sebelum berangkat mengajar dan saat malam, mendengar Ibu mengaji lantas tertidur pulas setengah ngorok di ruang TV, itulah saat membahagiakan buat saya. Terus jika hari Lebaran ini saya nggak pulang, apakah saya salah? Apakah kalian  meragukan hati saya? Sungguh bahwa saat ini hanya air mata yang tahu bahwa tak perlu diragukan kerinduan saya ingin berjumpa dengan keluarga. 

Sebanarnya, tak ada yang melarang saya pulang dan tak ada satupun yang manghalangi kepulangan saya. terkecuali diri saya sendiri. segala perhitungan, dan seolah tanggung jawab. Belum enak hati pulang sebelum selesai ujian. Cucian, tugas menumpuk. Sehingga jauh - jauh hari saat banyak yang bertanya, saya mantapkan diri menjawab "nggak pulang". Tapi hari ini, saya tersiksa dengan pendirian saya sendiri. Merasa menjadi manusia pendengki saat mendengar mereka akan pulang dengan senyum seolah menang lotre.

                                                                   Papa & mama

                                                         Kakak : A gugum dan istrinya

                                                                Adik : Cahyadi Latif 








Terlebih Ayah menelpon, sedang memberitahukan bahwa saat ini sedang berada di rumah Pak Kamil. Guru fisika saat saya berada di kelas X. saya bertanya sedang apa? Beliau dengan senang menjawab : Pak kamil sekarang tersohor sebagai penernak Burung. Burungnya banyak, duitnya lebih banyak lagi. Di sisi telpon ini, saya membalas dengan menggelengkan kepala. Ayah oh Ayah. selalu kalkulatif, Baginya, hobi bisa mengahasilkan kepuasan, kesenangan sekaligus keuntungan. Dengan modal komunikasi dan inteligensi yang mumpuni tak susah baginya dekat dengan semua orang. dari kalangan apapun. tapi dibalik itu, Tahulah saya bahwa setiap detik, pemikiran yang beliau hasilkan tak lain adalah untuk saya. Setiap Ibu dalam sendiri, absennya ayah di meja makan, tetangga yang mengguncingkan ayah karena selalu absen sholat berjamaah, dan pernah sampai ke telinga Ibu saya. Lantas Ibu menceritakannya pada saya, namun terlihat dia selalu menjaga senyumnya, nyatanya dia lupa, kalau saya sudah duduk di tingkat I perguruan Tinggi. Tak mempan lagi senyum manis, tak dapat mengelabuhi saya, karena apa? Karena saya juga merasakan nyesek yang luar biasa. 

Sama halnya dengan Ayah, nampaknya saya juga termasuk manusia yang kalkulatif,..Bukankah ongkos Bandung - Pangandaran pulang pergi Rp. 80000,- ditempuh dengan waktu 8 jam. Bukankah dengan mamanfaatkan teknologi hanya membutuhkan beberapa sekon untuk kemudian berbicara sepuasnya dengan modal Rp. 1700 perak..hehe sungguh. Bahkan saat Ayah diakhir pembicaraan tadi memberikan pilihan untuk saya pulang. Saya masih bingung namun sudah contong ke arah positif lebaran Idul Adha saya tidak pulang. 

tak ada artinya bagi saya, bertemu denga keluarga dengan mengambaikan tugas - tugas saya disini. 16 jam di perjalanan bisa saya habiskan disini dengan mencuci pakaian, menjemurnya, lantas menyetrika ditambah nyemil sambil mendengarkan musik atau membuka - buka buku seraya membaca dan menyusun daftar tujuan mana dulu yang sudah ada dalam benak saya, namun belum sempat tangan ini mengerjakannya. Dengan itu, saya yakin orang tua saya lebih bangga dari pada mengejar kerinduan. Bukankan ada yang lebih penting? sungguh jika saya menyerah dengan apa yang orang katakan home sick, tidaklah sepadan dengan pengorbanan orang - orang hebat yang selalu ikhlas memperjuangkan saya. Saya yakin Tuhan memberikan saya pemikiran ini, yang menurut sebagian orang nggak wajar, pasti disertai makna, dan pemikiran ini datang merupakan rencana Tuhan dan bukan kebetulan. So bukan hanya hargai, tapi cobalah mengerti mengapa saya seperti ini. Dalam realita, perbedaan benar adanya. Mulailah berpikir bahwa ada yang berbeda disamping kalian,  pahami. Saya memang berbada.

Disini, disana tanpa bertatap muka. Kita sama. saling mengerti dan menjaga. dalam do'a yang lebih dari sekedar mantra kita saling meminta. kebaikan. Untuk itu harus selalu ada perjuangan. Kita meringkuk bersama dalam hangatnya do'a. Tuhan yang tahu, betapapun saya sangat merindukan kalian. Dan tak perlu saya tanyakan lagi bagaimana dengan kalian, kekuatan do'a kalian meyakinkan saya bahwa kalianpun demikian. Hingga Tuhan sampai menakdirkan Saya telah matang, siap dan berkecukupan berapapun waktu yang saya dan kalian butuhkan bukanlah hal yang sulit diwujudkan.

Selain itu, Saya ucapkan Terima kasih kepada sahabat hati yang menemani saya selama 4 tahun, keteguhan dan kesabaran kamu membukakan mata saya. Bahwa tak perlu ketampanan, tak terlalu berdampak besar pendidikan, karena keluarga kamu memang pendidik yang handal. terimakasih atas kesediaan menjaga hati saya. teruntuk Jajang Nur jaman. Laki - laki yang banyak menggoreskan kehidupan saya sehingga terkadang terasa perih namun disanalah pelajaran berarti. Saya tahu sudah 3 tahun lebih kamu menjalani lebaran Idul Fitri maupun Idul Adha  tanpa keluarga.Saya tahu rasanya, sedih. Saya juga sekarang merasakan. Terbukti, saya memang bisa. walau sekali - kali air mata ini jatuh. tapi itu dilegalkan selama membuat hati tenang dan untuk hal yang memang pantas. Seperti keluarga,..daaaaannnnnnnn kamu. jajang Nur jaman. Dari kebodohan saya yang selalu membuat kamu pusing tak jarang kamu juga menangis buat saya.

Terakhir, tak ada suara yang lebih saya kenal, memberikan kesejukan tanpa protes selalu menemani saya. Sama halnya dengan malam ini Kipas angin kosan beserta pengharum ruangan yang ditempelkan.









Minggu, 21 Oktober 2012

Happy CakeDay Sydney



                                                                        dari kami

Semesta.
itulah yang banyak menyita pemikiran saya akhir - akhir ini. Tentang apa saja yang saya rasa terlalu sulit untuk dapat mengerti hukum sebab akibat. Awal mulanya dunia ini tercipta, maksud Tuhan membuat bumi yang tampak bulat, beserta segala isi di dalamnya. Sungguh melalui yang dinamakan pengetahuan dan teknologi sangat mungkin untuk diketahui. Tentang proses dan awal mula dunia ini terbentuk. Tapi saya masih sangat yakin bahwa saya ini ragu. Iya ragu. mengenai kehadiran manusia di bumi ini. Yang nampak jelas sekali bagai rayap yang menggerogoti senti demi senti untuk kemudian bumi ini rapuh dan lebur. Malam ini, pikiran saya kembali terusik dengan dua kata. Asal mula.

Sekitar setahun saya mengenal Sydney Edelin Putri. Jadi awalnya gini. Tuhan mempertemukan saya dengannya dalam sebuah kelas. Awalnya hanya pertemenan biasa saja. Malah terkesan tidak ada satupun hal yang membuat kami dikatakan sama. Dan manusia ini, tepat sekarang berumur 19 tahun. Sebelumnya izinkan saya, Siska eka Chyntia dan anak kelas yang lain. memejamkan mata memanjatkan satu do'a untuk kemudian bibir ini membuka dan memperdengarkan Selamat Ulang Tahun. Panjang atau pendeknya umur kita bukan menjadi pilihan dan tidaklah berarti jika selama kita bernafas masih diam di tempat dan memikirkan diri sendiri tanpa tahu kanan kiri saudara kita. Artinya jadilah manusia yang berguna sayang. Kembali pada kata asal mula. Tahukan kamu, Sydney Edelin Putri. kamu merupakan buah hati ayah dan Ibumu yang setiap hari menantikan anak pertamanya dan 19 tahun yang lalu untuk kali pertamanya mereka sangat merasakan kebahagiaan. Kehadiran dirimu.
Walaupun Tuhan sudah jelas sekali bahwa manusia dimuka bumi ini ditunjuk untuk menjadi pemimpin. Mungkin itu juga maksud Tuhan melahirkan kamu ke dunia ini. Tapi pernahkah anda berpikir, Apa misi Tuhan mempertemukan Kamu, saya dan Siska? heheh
Masih tanda tanyakah???
Jawabanya :
a. Biar hidup kita berwarna? abu, biru atau kelabu? hayoooooh pilih yang mana?
b. Biar cengengesan ampe mampus bisa tertawa sejadi - jadinya?
atau.....
c. Hanya sebagai penghilang rasa sepi?

Yang jelas apapun jawaban kalian, usahakan jangan hanya melihat dari satu sisi saja. Sama seperti hari ini. waktu ada yang menyambut hari jadi umurnya yang kesekian dengan penuh keceriaan, berseri - seri apalagi umur yang semakin matang mengantarkan lebih dekat lagi dengan kedewasaan. Dan dari sisi lain momentum ulang Tahun. Ada manusia yang tertunduk seraya menengadahkan tangannya. Titik demi titik air mata nyata menetes.  merenung detik demi detik kejadian yang pernah dia lewati. Seolah rekaman otaknya memutar waktu dari yang paling lama sampai yang terbaharui. sesekali terlihat senyum kecilnya namun tak lama kemudian bibirnya mengerut kembali seolah direnggut dan kesadarannyapun sepenuhnya ada dalam genggamannya. Sosok itu yakin, bahwa Ulang Tahun yang sebagian orang di sambut dengan suka cita hanyalah momen yang mengingatkan bahwa kontrak hidupnya di dunia semakin berkurang. Bayang - bayang kematian semakin nyata. dan diakhir duduknya sosok itu terlihat menghela nafas lalu bertekad untuk menyusun kembali keping - demi keping rencana hidupnya yang dia harapkan tidak hanya berguna bagi dirinya sendiri.

Sama halnya dengan kamu. Lebih senang yang mana? Namun saya sebagai teman yang kebetulan Tuhan mengirim saya untuk berada dalam kehidupan kamu dengan waktu yang sesingkat ini. Berharap Sydney mengambil keduanya. dan Saya serta Siska yang selama satahun mempunyai waktu yang lebih dekat dengan kamu. Mencoba membuat hal yang mudah - mudahan dapat menjadi pengingat di kemudian hari bahwa Kamu pernah mempunyai dua orang sahabat yang tengil.

Hari jadi kamu yang ke 19 sungguh berat buat saya. Kamu tahu karena apa?
karena itu menguak kembali duka saya setahun yang lalu. disaat merayakan ulang tahun kamu, waktu itu anggota kita ada 4 orang eh dasar sial cowok paling aneh dan mungkin satu - satunya yang nggak bisa saya teliti mengenai maksud Tuhan menciptakan dia itu untuk apa,..hhehe aneh..Tapiii hanya becanda kok, tapiii eeehhm mau anggap serius juga pilihan yang tepat banget.hehee... Iya setahun lalu saya kehilangan sendok dan garpu pertama yang saya beli disini lho,..

dan betapa beruntungnya kamu Si, bukan hanya dua wanita cantik saja (ehmm,..kata yang piling tepat). yang peduli sama kamu. tapi ini juga ada persembahan dari anak - anak kelas. Dan kalau menurut saya sih ini momen yang tepat buat mereka nebeng eksis. karena beberapa kali mencoba masukin foto mereka,..mental di publikasikan. Meski kategori majalah lecek,.hehe mungkin tapi inimah ya,..hanya prediksi dengan keakuratan 80 %...


                                                          kata Mereka

                                             yang punya ci cadas sama yang punya Cimahi

                                          Miss jalan - jalan dengan kepribadian sederhana

                                                           Gadis Bali, sang penagih

                             Senyum Gue udah manis belom?ciyus? Miapah? heh

             Saudara setanah air, anak kelas dengan nada bicara hip hop. tempo cepat


                                                                  4 serangkai
         Tuh kan bener, ada aja yang nebeng eksis,..mentang - mentang sama merahh
 


                             Peri Lindoott, selalu senyum menawan. made, speaker kelas






 fury yang pake kerudung ijo, makasih sumbangan kameranya


                                                     Uvus sama sanrock alias santri rocker


Dan dari sekian banyak yang foto, Juaranya Hafsah,... terus aja nongol. tapi terimakasih buat semuanya yang udah turut berpartisipasi. semoga keikhlasan kalian di balas oleh Alloh SWT. Terakhir, Semoga semakin dewasa, mantap dan suskes selalu buat Sisi.

                     

                                                                                   Key, Sisko

Rabu, 17 Oktober 2012

Teman, percayalah...

Baru saja saya mendapat pesan dari seorang sahabat saya. Kemampuan dong yang mempengaruhi. saya menggelengkan kepala. Kenal satu tahun dengan kamu. Saya yakin kamu tidak pandai berbohong. Tadi hanyalah sebuah ungkapan untuk membesarkan hati saya. ah, saya sangat tahu maksud kamu. tapi cukup bagus usaha kamu untuk selalu mendukung saya dalam hal apapun. terimakasih. Dunia ini punya Tuhan. Segala sesuatu pasti tidak akan pernah sia - sia. saya yakin itu. harapan saya akan kebaikanmu   semoga Tuhan lekas menjawabnya. Tapi malam ini, saya tidak akan bercerita sahabat saya yang itu. melainkan dua orang teman yang entah sampai kapan bisa disebut teman.
Rencana.
Iya Tuhan merencanakan saya bertemu dengan dua orang ini. sebut saja Desi dan Imas. Dengan nama mencari ilmu dan mencoba menggariskan masa depan. Saya bertemu dengan mereka. Selama setahun berbagi dalam ruangan yang rasanya sempit untuk 60 orang.duduk berhimpitan. tapi tertawaan menjadi hal yang membuat saya berpikir bahwa Tuhan memang adil. Seenggaknya saya masih bisa bersyukur dipertemukan dengan orang - orang yang menghargai saya. walaupun saya yakin, masih banyak teman yang berbagi kelas dengan saya. Tidak menyukai kehadiran saya. selalu memandang tajam kearah saya, malah ada diantaranya yang berkata secara langsung bahwa saya angkuh, sombong dsb. percayalah kawan. Ada sisi lain yang tidak kalian kenal dari diri saya. nampaknya Tuhan menganugrahi kulit hitam bagi saya. Wajah berjerawat, cara jalan yang kaku dan pandangan mata yang tajam. membuat saya terkesan tidak bersahabat. namun saya sadar sepenuhnya bahwasanya saya memang demikian. Rasanya mulut saya susah membuka dan tersenyum kala berhadapan dengan sebagian teman saya. Bukan ah, saya bukan sombong. mungkin saya cacat dalam hal kepercayadirian atau bahkan sosialisasi. 
namun Desi dan Imas selalu tersenyum dan menganggap kehadiran saya. berbagi cerita atau meminta pendapat. sungguh saya merasa dihargai. Dua semester kami menghirup udara di ruangan yang sama. walaupun saya masih ingat sekali. bahwa mereka hanya ingin duduk di deretan belakang atau tengah. jarang mereka duduk di deretan paling depan. Mungkin karena Desi dan Imas berasal dari daerah yang sama membuat keduanya begitu dekat. walaupun jalan tak selamanya mulus. Demikianpun dengan kisah persahabatan keduanya. namun pada akhirnya ketulusanlah yang menjawab dan akhirnya mereka bersatu kembali. Selalu berjalan bersama, tersenyum bersama dan tak jarang menggunakan pakaian atau apapun itu dengan model atau warna yang sama. seolah Tuhan menjadikan mereka kembaran. terikat oleh perasaan yang membuat persahabat keduanya begitu ngena dalam ingatan saya.



Desi nampak di samping kiri Imas, mengenakan kerudung hitam
Serius dalam belajar, kadang tergopoh - gopoh karena kesiangan. Setiap bertemu selalu berpenampilan berbeda. serasi pakaian yang ia kenakan. tubuh mungilnya tapi menyimpan sebuah perasaan yang sentitif, terkesan rapuh dan air matanya pernah terlihat berlinang saat bermasalah dengan kakak tingkat. Entahlah walaupun Imas berperawakan gede tapi tidak dapat jua menghentikan tangisan sahabatnya. namun yang jelas, saat Desi menangis sambil bercerita, dan Imaspun hadir. Disanalah saya berdecak kagum. karena saya yakini benar, Kadang sahabat tak bisa mengilangkan duka sahabatnya. Tapi kehadirannya membuktikan bahwa dia memang setia. dan lebih dari apapun kesetiaan tidak dapat dibeli dengan materi. Hanya ketulusanlah yang mendasarinya.

Imas.
Bongsor centil dan suka riweh. sekiranya itu ungkapan yang pas dalam bahasa sunda. Entahlah entah dia niat ngampus dengan tujuan mencari ilmu atau apa. yang jelas kategori pencontek yang ulung di kelas adalah termasuk anda. hehe. hampir setiap ujian kita juga kan selalu berbagi ruangan. Imas saat datang langsung mempersiapkan segalanya. yang penting aman. itu mungkin alasannya. Dan anak ini tuh termasuk nekat juga, gila aja duduk di depan pengawas. Hampir cium - ciuman pokoknya saking dekatnya.hehe tapi sungguh anak nekat. Saat Imas merengek mengenai masalah apapun, raut wajahnya akan berubah. Mulut di manyun - manyunkan dan terlihat idungnya kembang kempis.
semua anak di kelas amat saya hafal. Tak ada yang luput dari perhatian saya. Walaupun ada sebagian orang yang memandang jijik dan terkesan memusuhi saya. Yakinlah, dalam hati saya hanya ada kekecewaan atas kalian sungguh tanpa didasari kebencian. dan kalian harus yakin. Saat waktu mengeliminasi satu persatu diantara kita. barulah kalian merasa sayang dan kehilangan. sama halnya dengan malam ini. kesunyian kamar mengingatkan saya akan Imas dan Desi teman yang pergi tanpa pamit. Entahlah, saya merasa gagal mungkin tak pantas di sebut teman. karena apa?
karena sedikitpun kalian tidak berpamitan dengan saya. Ini sangat menyakitkan. Mendengar dari orang lain dan pada akhirnya Dessy melontarkan perkataan ma'af pada saya beberapa tempo lalu. saya hanya berpikir. bahwa memang tak perlu saling maaf memafkan. Bukankah diantara kita tidak ada yang salah? Mungkin hanya salah persepsi atau keadaan saja yang memaksa kalian secepatnya pergi tanpa ada kata yang bisa menjelaskannya pada kami.
 jelas, kami merasa kehilangan. Dimanapun kalian berada semoga kita akan terus baik - baik saja. melanjutkan kehidupan yang mana perpisahan merupakan suatu keharusan. tapi mengingat kalian, merindukan kalian bukan kesia - siaan .Justru dibalik itu ada suatu pelajaran untuk tetap merelakan tanpa melupakan. kawan, semoga rindu kami disini bersambut. Tak ada kebahagiaan bagi kami kecuali tahu kalau kalian berdua dalam keadaan baik - baik saja. pada dasarnya kita sama. jarak, ah dizaman globalisasi seperti ini ngomongin jarak serasa hal tabu. tak ada jarak diantara kita. hati kami dan hati kalian. Hanya tempat yang berbeda dan masih sama, dengan tertatih, berjuang untuk meraih mimpi. menjadi seorang pengajar. Walaupun ada yang mengatakan bahwa kita adalah korban. ya Guru adalah korban. begitulah seharusnya. mengobankan untuk mencerdaskan anak manusia. mengantarkan mereka menjadi manusia yang mereka inginkan, bahkan melebihi kita. Ada yang ingin jadi dokter, arsitek bahkan presiden. Itulah yang bakal kita dengar suatu saat nanti dari anak didik kita. tanpa ada jaminan mereka akan mengingat kita. yang setiap harinya berkutat dengan rutinitas mengajar, mendidik. batapa  jasa kita masih dipandang sebelah mata untuk sebagian orang, tapi saya berpesan bahwa menjadi penddik bukanlah hal yang mudah. anak manusia bukan hewan yang bisa dijadikan kelinci percobaan. jalani semuanya dengan hati, maka kebahagiaan akan selalu menyertai kita. Imas sayang jangan nyontek lagi ya,..heheeheh.. masa nanti anak orangnya jadi kelinci percobaan. ?? jaga Desi.
Titip salam untuk teman dan kelas baru kalian. Semoga Tuhan mempertemukan kita kembali, untuk mengantarkan sebuah cerita dan bisa menjadi pelajaran bersama. Selamat tidur sayang. Alloh pasti akan melindungi kalian. 
                                        
                                                                               Anak didik Abdul Mu'min Saud S,sos, M. Pd


                                                                                             Key

                                                                                                           

Jumat, 12 Oktober 2012

Do'a ku malam ini

Malam ini Gue kambali bergelut dengan tugas - tugas yang nggak mahasiswawi banget. Tapi prisip Gue bahwa hidup ini memang pilihan. Akhirnya memutuskan lebih baik menunda tugas dulu dan melanjutkan diakhir nanti setelah Gue selesai nulis dan ngerasa lebih baik. oke malam ini, karena Gue udah setahun lebih di perantauan dan udah banyak banget ngalamin hal yang kait mengait dengan yang namanya pertemanan. So Gue mau bahas yang namanya teman.
Jadi kesyukuran Gue saat ini karena Tuhan udah mempertemukan Gue dengan kembaran Gue, Siska eka Chyntia. dan juga sahabat yang selalu megangin tangan Gue kalo lagi  nyebrang jalan. Sydney edelin Putri. Tapi nampaknya tidak semua orang seberuntung Gue. Pasalnya, terkadang karakter seseorang mendekatkan dia dengan mudah mencari sahabat atau malah sebaliknya. Nih dia tips buat kalian yang pengen dapet sahabat dan ngerasain kebahagiaan kayak Gue.

1. Apa adanya
Sama halnya dengan menjalin pacar, penjajakan memang penting adanya. dan saat kamu deket sama bakal calon sahabat kamu, tampilah apa adanya. Jangan pernah maksain segala sesuatu diluar kapasitas kamu. Misalnya : temen kamu orang punya, ngajak shoping atau nggak makan padahal dompet kamu kempisnya minta ampun. Beranilah jujur bahwa kamu memang lagi nggak punya uang. Tapi jangan keseringan juga nolaknya. Untuk memenuhi keinginan jalan kalian, cukup dua minggu sekali atau sebulan sekali aja.  Intinya adalah kejujuran. namun saat usaha kamu lakuin dan temen kamu ninggalin kamu. Yakinlah dia memang bukan sahabat yang Tuhan kirim buat kamu.

2. Saling menghargai.
jangan pernah ikut campur masalah yang sangat prinsip, misalnya keluarga, agama dan kunci mulutmu untuk bersuara sampai temanmu muu melonggarkan dan berbicara dengan sendirinya. Karena manusia pada dasarnya mempunyai ranah - ranah yang memang personal.

3. Jangan takut buat Protes
kadang ada banyak sekali sifat temen kita yang nggak ngenakin banget. Misalnya berisik di waktu yang nggak tepat. Tapi lagi - lagi kejujuran memang diperlukan. dan jujur takkan pernah berakhir manis bila saja komunikasinya kurang ngenakin. Jadi jangan malu kalo mau protes ke temen kamu tentang sikap dia yang ngeganggu kebersamaan kalian.

4. Pengen Marah, marah aja
Nggak baik mendam amarah, bisa bikin struk lho, jadi buat siapa aja yang  pengen marahin temannya boleh - boleh aja kok. asal logis dan jangan lupa nantinya minta maaf ya.. Tapi ada hal yang nggak boleh di lupain. Jangan keseringan juga ya.

5. Saling Percaya
Investasi pertama dan yang paling penting dari sesama manusia adalah kepercayaan. dan jangan pernah menganggap kepercayaan itu mahal tapi jangan pula di bikin murah. memang butuh waktu kapan kamu menceritakan hal yang penting masalah apapun pada temen kamu. Tapi lihat dari berbagai faktor. Misal : udah seberapa kamu kenal sama temen kamu? Sepenting apa yang akan di ceritain? dan jangan sampai merugikan kamu juga. Gue pernah kok cerita sama sahabat Gue ampe nangis segala. padahal itu di Mall lho. Tapi saat setelah menangis dan Gue merasa plong. Sampai saat ini nggak pernah menyesal dan semoga nggak akan pernah menyesali pembicaraan saat itu.

6. Jangan pernah sia - siakan Kepercayaan.
Sekali kamu gagal menjaga kepercayaan orang karena mulut ember mu, maka orang tsb akan berpikir ulang saat akan berbicara lagi. percayalah.

Semua itu udah Gue alami sendiri dan InsyaAlloh terbukti kebenarannya.. .
Baik sekali punya banyak teman, tapi untuk yang lebih deket buat kita, dua lebih dari cukup. Asal manusia yang memang klop dan ngerti banget sama kita. Semoga saja saat Tuhan menurunkan sahabat baru dan lebih banyak lagi buat Gue, yang dua ini akan selalu ada dan menjadi dirinya seperti saat ini. Aminn. hanya itu saja Tuhan yang aku panjatkan malam ini. Dan bukan akan menjadi kebahagiaan bila rasa yang saya rasakan tidak mereka rasakan. Intinya tetap harus ada ketersambutan.



Minggu, 07 Oktober 2012

jum'at nyol nyol konyol konyol

Sebelumnya Gue mau ucapin Thanks to Alloh SWT, yang udah ngasih kesembuhan buat Gue. iya memang hampir sehari dua malem tergeletak di tempat tidur bukan ngenakin banget. Kepala senud - senud, badan pegel - pegel. Belum lagi, karena Gue anak Kost dan Gue makenya kasur busa, disaat Gue sakit, badan jadi pegel - pegel banget. Dan hari jum'at  hari yang nggak mungkin Gue lupain banget, asli nih hari kebetulan cuma 1 mata kuliah, itupun sore. So dari jam 10 nyampe jam 12 Gue abisin buat jalan - jalan. Awalnya cuma niat hunting buku aja. Eh pas nyampe toko buku, otak Gue baru sadar kalo Gue itu belum sempet ngambil duit di ATM. Hasilnya, kaki Gue terus Gue pacu buat jalan dan baru bisa tersenyum lega pas liat mesin ATM, eh sialnya rusak. Secara otomatis Gue jalan lagi kayak orang bego baru dateng dari kampung. mlongo ngeliat kiri dan kanan jalan. Hampir aja nyerah saat Gue akhirnya bisa juga senyum ngeliat mesin ATM dan langsung deh Gue cau. Gilee ini rekor jalan kaki terjauh Gue selama tinggal di Bandung. Muter - muter ampe sejaman. baru deh pulangnya naik angkot dan beli buku deh. Sesampainya di kosan, sambil berpikir bahwa Gue masuk ntuh jam setengah 4 dan seandainya Gue istirahat aja sebentar bisa - bisa kebablasan tuh.Gue putusin ganjel mata pake cotton buds, tapi nggak jadi deng takut malah kecolok matanya. Setengah mati nahan biar nggak ketiduran cara paling jitu ya di guyur aja mandi sekalian, habis itu niatnya mau siap - siap berangakat ngampus eh tiba - tiba remote tv kepencet. jreng jreng jreeng infotainment muncul.
dasar kepo Gue baru nyadar pas lagi nonton TV dan yakin benar kalo Gue memang udah terlambat. Akhirnya, berlarian diantara gang yang sempit. Saat melewati pasar kaget, gue sadar padahal bus yang biasanya Gue tumpangi buat ngampus udah ada dihadapan Gue dan sialnya lagi, belum sempat Gue naik eh malah udah geloyor aja pergi. Padahal tinggal dua langkah lagi. Itupun karena angkot yang lagi nunggu penumpang jadinya ngehalangi langkah Gue. Hufftt hanya bisa narik nafas doang.
Setengah jam nunggu berdiri, nunggu bus sambil pegangin payung akhirnya bus tiba juga. Shit dasar.Nggak ada yang lebih mengesalkan selain macet, jantung dag - dig - dug takut dimarahin d*sen, berdiri selama 40 menit sambil berdesakan, tercium apek, asem dan ngeliat muka yang lusuh dari orang -orang kayaknya lelah banget. persis, sama kayak Gue banget. tergopoh - gopoh saat ngampe di kampus ternyata d*sennya nggak ada coba. do*sen oh d*sen. Sungguh perjuangan Gue berasa dipatahin gitu aja. padahalkan Gue udah cape - cape, ngerelain uang makan dijadiin ongkos berharap pulang ngampus dapet tambahan ilmu. dan ini hasilnya apa coba? sia - sia. padahal kalo nggak bisa hadir, bisa kabarin dulu kali. Situ kan kita  - kita yang bayar! hemmm beginilah yang terkadang matahin semangat belajar mahasiswa ideal,..cieehhh semangat nih Ket? iya dooong,..
Abis itu, ada sobat yang nanya ke Gue,..
Sydney : Ket bisa manjat nggak??
gue       : manjat apa? pohon mangga?
Sydney : Nggak pohon jambu!
Siska    : tuh ket, lumayan kan, daripada mubajir jatoh nggak ke makan,..
Gue      : Hmmmmzz okelah, akan Gue coba.
ya maklum mungkin karena diantara kami, Gue yang paling kecowok - cowokan jadi inilah bagian Gue. Mereka tahu benar dan Gue juga nggak nolak, toh alasan mereka juga logis, ngiler liat jambu biji yang udah pada mateng menggelantung di pohon. disinilah naluri anak kost muncul. terus lagi, kondisi yang sore mendukung banget. Udah pada jarang orang. Sambil agak ragu dibarengi cekikikan sobat Gue, yang ininih..
 Sydney Siska katrin
Abis itu, Ehh Gue naik aja deh agak takut juga sih sebenernya, tapi bukan karena tinggi melainkan si anak yang di tengah ntuh, Siska. ketawa ketawa terus nggak tau ngeledek, memuji atau apalah. Terserah. Yang jelas cukup membuat Gue gugup. takutnya ada d*sen yang liat. Bisa di suruh turun deh. Sambil diragukan kewanitaannya. Nggak sampe naik satu pohon, Gue mencoba naik pohon jambu yang ada disebelahnya. Lumayan memuaskan hasilnya. Cukup buat ngeganjel perut anak kost. Disaat Sisi panggilan akrab Sydney nyuruh Gue turun, Akhirnya Gue nurut. eh sialnya Gue ditinggal sendirian coba di atas pohon. mereka berdua ngibrit duluan ngamanin jambu. dan ya ya ya hanya terdengar cleaning service bilang : awas neng ati - ati takut jatuh.. Gue : hehe iya mang. baru Gue sadar, mamang itu perhatian juga.

Dari kelelahan Gue di hari Jum'at kemarin seenggaknya Gue makhluk Alloh yang tahu diri dong. masih jeli dan bisa berfikir bahwasanya dibalik peristiwa selalu ada hikmah yang bisa diambil. dan Gue juga meyakini, sesudah kesusahan pasti ada kemudahan. makasih d*senku, dari anda saya mendapat banyak pelajaran.
Bisa lebih meningkatkan kesabaran, ada kesempatan buat ngomongin anda dengan teman saya yang juga kecewa dan menjadi korban anda, dan dari anda juga saya mendapatkan kesempatan buat melakukan kegilaan manjat pohon jambu di kampus. yayayayaa rasanyatuh, deg - degan takut ketahuan namun sungguh menegangkan dan menantang. dan Gue senang ngelakuin itu. maksih d*senku. tapi lain kali jangan ulangi lagi ya, ketidak hadiran anda, ini udah yang kedua kalinya lho. #mahasiswi teladan

Selasa, 25 September 2012

Tidak Suara tidak juga kata

Idup jauh dari keluarga udah bukan hal yang asing lagi bagi Gue. Sejak SMA gue udah ngekost. tapi yang mau gue ceritain ini beda. kalau dulu, walau Gue ngekos paling lama ya dua minggu sekali bisalah pulang ke rumah. Tapi ini beda. Bandung, itu kota yang Gue tuju semenjak setahun yang lalu, dan akhirnya saat Gue nulis ini, Gue lagi berada di kota ini, kaki diangkat sambil sesekali nelan ludah karena nggak ada makanan yang bisa Gue makan, Memang ngekost bagi anak pas - pasan kayak Gue menyisakan duka tersendiri. Yeah sekarang simak aja cerita Gue.
Awalnya gini,  
Bukan hal yang mengenakan memang saat Kita nggak di terima di perguruan Tinggi impian kita. tapi dari sana nggak sedikitpun menyurutkan niatan Gue buat kuliah demi kehidupan yang mungkin akan lebih baik lagi. jadi setelah Gue puas - puasin nangis ampe puasa Gue bolong dan ngambek sama semua anggota keluarga Gue. Akhirnya rasa laper membuat Gue sadar dan mengambil langkah. Sambil cemberut gue makan dengan biadabnya dan tanpa di duga, Gue kepergok setelah itu Gue di interogasi sampai akhirnya sampailah pada pembicaraan kelanjutan sekolah Gue.
Beberapa minggu kemudian,
Akhirnya Gue tibalah saatnya pada waktu dimana Gue harus mengemasi barang Gue. Menatap iba mata nyokap dan marah - marah karena nunggu lama Bokap yang janji mau nganterin Gue ke Bandung. Sekitar jam  setengah satu dini hari,  Gue udah berada di jok belakang. lampu mobil yang redup membuat Gue sadar benar bahwa dingin tetesan yang terasa di tangan Gue merupakan bentuk luapan emosi akan kesedihan Gue yang kali ini memang benar - benar bakal jauh dari rumah. dan Gue sadar betul nggak seperti waktu SMA yang dengan mudah bolak - balik kost dan rumah. yang ini beda. Gue menatap nyokap yang sedang tidur. Walau masih terlihat cantik namun nampaknya beliau nggak bisa terhindar dari tanda - tanda penuaan. Mulai mengeriput. Saat itu, gue janji, bakal menjadi anak yang bikin orang tua bangga.
Jauh meninggalkan rumah, saat pagi bersambut, Gue udah masuk wilayah bandung. Saat membuka pintu kamar Kost gue, debu - debu begitu menusuk dan membuat Gue bersin - bersin. Tampak nggak layak huni, belum lagi atapnya mengunakan asbes dan lampunya redup seperti hanya menunggu hari untuk menghabiskan sisa cahayanya. Namun lagi - lagi disinilah sosok orang tua tampil. setelah entah berapa jam belanja segala kebutuhan Gue, mulai dari yang kecil misal lap serbet sampai yang besar seperti lemari, meja belajar, TV. kamarr Gue di sulap bak menjadi tempat yang memang nyaman. belum lagi, di pinggr tembok, kasur terlihat melambai - lambai mengajak setiap pemiliknya untuk melemaskan otot - otot. dan untuk pertama kalinya kekompakan Gue, Bokap dan Nyokap kembali terjalin. Dengan semangat, kami semua bersih - bersih, menata peralatan kemudian diakhiri dengan selonjoran saking capenya. dan sampai sekarang ada satu kalimat yang ingin Gue ucapkan kepada mereka. namun entah kenapa begitu sulit. Mungkin Gue tipikal anak yang nggak ekspresif. bahkan saat orang tua Gue pamit kemudian melenggang pergi, tidak suara atau tangis yang dapat Gue berikan. Walau terlihat mata nyokap menggenang. nampaknya ada air mata yang beliau berhasil tahan biar nggak meluncur keluar. dan apa yng terjadi sama Gue? Gue kaku dan hanya bisa tersenyum. Padahal dalam hati Gue, Gue berusaha memuntahkan kalimat ini : Mah Pah, neng sayang kalian. Maksih. Namun kata itu tertahan sampai Gue hanya bisa menangis beberapa saat kemudian. Saat gue mulai beradaptasi dengan dingin yang menghembus kulit Gue, dengan tempat yang belum Gue pahami. Sesungguhnya jika Gue masih punya kesempatan, izinkan Gue ngucapin kata itu, seenggaknya saat Gue udah bisa mempersembahkan sebuah karya atau kesuksesan yang membuat orang tua Gue menitikan air mata dan berkicau bangga pada tetangga. Aminn...